Ekspedisi
Aru Islands News bersama #SaveAru (13/10) dipulau Eno memberikan laporan akan
adanya ancaman kepunahan Penyu Hijau yang selama ini memiliki habitat bertelur
dipulau Eno, yang merupakan pulau terluar dibagian selatan kepulauan Aru.
Maichel Koipuy juru bicara ekspedisi dalam keterangannya menyampaikan bahwa,
kondisi penyu hijau (Green Turtles) kini semakin terancam punah akibat
perburuan liar dan kondisi ekosistem pulau Eno yang semakin rusak. Sehingga
sulit bagi penyu hijau mendapatkan tempat yang layak untuk bertelur dan aman
dari perburuan. Dalam laporan ekspedisi tersebut juga melaporkan adanya
perburuan liar yang bukan hanya dilakukan oleh nelayan lokal atau penduduk desa
yang berada dekat dengan pulau eno, namun juga aktivitas perburuan dilakukan
oleh nelayan-nelayan dari luar kepulauan Aru hanya untuk mengambil daging penyu
sebagai umpan. “perburuan sudah semakin tidak terkontrol, pemburu ilegal dapat
menangkap 5-10 ekor penyu hijau yang betina hanya dalam 1 malam, bahkan ribuan
telur juga diambil, kalau semua penyu betina diambil bagaimana spesies ini mau
berkembang. Karena yang bertelur sekarang adalah penyu betina berumur
50-60 tahun, tentu umur dibawa angka tersebut
sudah sedikit sekali jika kita urutkan perburuan secara besar-besaran yang
pernah terjadi di tahun 90-an” ungkap Maichel dalam keterangannya.
Memang
selama ini perburuan dan aktivitas jual beli daging, telur penyu bebas
dilakukan oleh siapa saja. Sementara penyu hijau sendiri menjadi binatang yang
dilindungi dari kepunahan, pemerintah daerah seolah menutup mata dari bencana
ekologi tersebut layaknya aktivitas yang normal, penyu hijau menjadi santapan
lezat yang mudah didapatkan dimana saja dikota Dobo.
Seharusnya
ada perhatian dan perlakuan khusus yang harus pemerintah ambil dalam kebijakan
publik untuk melindungi salah satu spesies hewan endemik Aru tersebut, langkah
tegas harus diambil, masyarakat harus diberikan pemahaman dan program
pemberdayaan khusus untuk mencegah perburuan liar terhadap penyu hijau. “mudah
sekali kita menyebut kata lestari, tanpa ada tindakan apapun untuk pencegahan
dan penyelamatan hewan-hewan endemik” ungkapnya. (Tim)
Komentar