CAGAR ALAM DI KEPULAUAN ARU
KEPULAUAN ARU pada 01 Oktober 2011 jam 23:10
Oleh: Karel Ridolof Labok
PENYU HIJAU TERANCAM PUNAH |
Kawasan
cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya
mempunyai kekhasan tumbuhan,satwa dan ekosistemnya atau ekosistem
tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara
alami. Sesuai dengan fungsinya, cagar alam dapat dimanfaatkan untuk
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan; pendidikan; dan kegiatan
penunjang budidaya.
Kabupaten Kepulauan Aru sendiri terdapat Cagar Alam Laut KEPULAUAN ARU TENGGARA (PULAU ENO) dengan areal seluas 114.000,00 ha, yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 72/Kpts-II/1991, 2 April 1991.
Cagar Alam Laut Pulau Eno, Pulau Karan dan Pulau Jey, memiliki Penyu Hijau (Green Turtle) sebagai salah satu warisan dunia yang hingga saat ini terancam punah akibat perburuan liar oleh para pelaut lokal maupun datang dari luar Aru. Perburuan liar tersebut untuk memenuhi konsumsi serta dijual di pasar gelap. Salah satu penjualan Penyu Hijau terbesar adalah pada tahun 1982-1983, dimana 10.000 (sepuluh ribu) ekor Penyu Hijau diangkut menggunakan KM. Siska, milik salah satu pengusaha keturunan di Dobo (Long Ki), dengan tujuan Pulau Bali. Bali adalah pasar yang sangat potensial bagi Penyu Hijau, selain untuk keperluan wisata (penangkaran), juga karena kebutuhan kelengkapan konsumsi pada saat Acara-acara ritual Adat Bali yang sangat membutuhkan Penyu sebagai salah satu menu wajib.
KAKATUA JAMBUL KUNING RAWAN EKSPLOITASI |
Sebagaimana Penyu Hijau, nasib burung-burung di Pulau Baun juga sama, menuju kepunahan. Cenderawasih adalah salah satu yang paling rentan terancam punah saat ini. Cenderawasih (Bird of Paradise) memang telah menjadi idola yang diburu sejak datangnya Bangsa-bangsa Eropa ke Kepulauan Aru. Bulu burung Cenderawasih telah dianggap sebagai pembawa berkah dari langit (dewata) oleh kalangan bangsawan Eropa. Karena itu, bulu burung Cenderawasih disematkan pada Mahkota Raja (Kerajaan Persia dan Nepal), sebagai pertanda Keagungan dan Kesejahteraan. Inilah yang mendorong perburuan besar-besaran oleh bangsa Eropa pada Abad 16 di Kepulauan Aru, karena kualitas terbaik bulu burung Cenderawasih memang hanya terdapat di Kepulauan Aru. Perbedaan Kualitas warna bulu Burung Cenderawasih jika disimak dengan saksama, adalah berwarna Kuning Keemasan di wilayah Aru Bagian Selatan (Trangan) dan makin memudar warna kuningnya, jika mulai menuju ke bagian Utara Aru hingga Papua dan Papua New Guinea.
BURUNG INDAH YANG AKAN PUNAH |
CENDERAMATA BERUPA CENDERAWASIH |
Jika kesemuanya ini berlangsung terus, maka dipastikan proses pemunahan Cenderawasih dan Penyu Hijau (warrisan dunia atau the world heritage) itu akan lebih cepat....! Saat ini dibutuhkan kesadaran semua pihak untuk berpartisipasi dalam penyelamatannya. Walaupun kita mungkin telah terlambat menyelamatkan yang banyak, tetapi diharapkan kita belum terlambat untuk menyelamatkan yang tersisa (walau tak seberapa jumlahnya)... KITA BELUM TERLAMBAT untuk selamatkan yang tersisa...!
Pemerintah diharapkan dukungannya bersama segenap stake holder terkait, untuk bersama melakukan langkah penyelamatan seperlunya dan secara kontinyu.... SEMOGA...!
Komentar